kosong

Selamat malam,

di malam yang sunyi ini, aku duduk di balkon rumahku, menatap jalanan raya dari atas. Lebih tepatnya bukan rumahku, tapi rumah yang ku kontrak. Entah sudah berapa lama aku menetap di sini. Mungkin sudah ada 2 bulan. Tapi aku sudah merasa ini seperti rumahku sendiri.

Malam ini, perasaan hatiku tidak seperti biasanya. seperti ada yang kosong. Perasaan yang aneh, yang sudah mulai kurasakan semenjak kemarin malam. Kemarin aku duduk menonton drama Korea seperti biasa, di kamar, pukul 12 malam lewat. Drama tersebut menceritakan tentang seseorang yang menderita DID. Ia berusaha untuk sembuh dari penyakitnya, namun Ia pun tersiksa karena secara tidak langsung Ia ingin orang yang Ia cintai hidup bahagia dengan sisi lain dirinya. Loh, kenapa aku malah membahas cerita itu? Haha

Tidak, tidak nyaman. Agak sedikit kosong, namun tidak begitu kosong. Ini semua terasa hening. Bahkan aku tidak tahu apa yang hendak aku pikirkan. Situasi ini juga tidak membuatku risih, hanya kebingungan. Aku masih belum bisa menemukan caraku mendeskripsikannya, sehingga aku pun belum apa tujuan dariku untuk menulis narasi ini. Barangkali hanya untuk memuaskan hati. 

Di tengah kekosongan ini, aku tetap melakukan semuanya seperti biasa. Terkadang rasa kosong itu seperti hilang sejenak, namun aku pun belum dapat memastikan apakah kekosongan yang hilang itu benar-benar hilang atau hanya tertutupi. Setidaknya, untuk sementara, ada hal lain yang menambal kekosongan yang kemudian mulai menjadi beban pikiranku.

Emosiku naik turun, tapi aku tak tahu alasannya. Mungkin orang mengatakannya gundah, namun aku tak tahu alasannya, sehingga aku tidak mengatakkan hal ini sebagai "gundah". Bahkan aku ingin menangis, aku pun mulai berkhayal. 

Tidak, tidak, 
aku ingat sekarang.
Ini bukan yang pertama. Ini kesekian kalinya aku mengalami hal ini. Aku tak ingat persis, namun aku tahu aku pernah mengalaminya. Di setiap tempat aku sendiri, dan tiap adanya kesempatan untuk merenung. Ini berbeda dengan emosi akibat ibadah. Aku juga sering merasakan yang satu itu, namun yang ini beda. Aku sedikit takut kalau aku mengatakan aku bisa saja memiliki pemikiran yang tidak umum, maksudku emosi yang tidak umum. Aku sadar aku berbeda.

Aku menyembunyikan diriku, di kerumunan orang-orang. Yang kuperlihatkan selama ini memang diriku, namun sisi lain dalam diriku kosong. Belum jelas pula apakah sedih atau bahagia. Aku mulai menjambak perlahan rambutku, merasa kepalaku pusing. Tiap kali begini, mataku mengantuk. Aku segera ingin tertidur, karena aku tahu ketika terbangun aku akan berbeda. Feel fresh, and forget all the things that make me feel so insecure.

Aku kembali bersembunyi, dibalik benteng kuatku, satu-satunya pertahanan yang aku punya. Aku kembali menjadi orang ideal, pikir mereka. Hari-hari kujalani dengan biasa, tawa, bahagia. Namun ketika malam dengan bulan datang, aku menangis lagi. Masih belum jelas, rasa kosong itu lagi..

Perlahan-lahan rasa takut mulai muncul. Aku ini kenapa? aku tidak seharusnya begini. Mengapa ini harus terjadi? Begitu banyak pertanyaan hingga aku pun bingung bagaimana aku harus mengucapkannya satu per satu. Aku merasa takut kehilangan, apa yang ada di sekitarku. Aku bahkan tak percaya pada diriku sendiri, dan mulai menyalahkan diriku sendiri. Bantu aku.

Mohon jangan benci aku, kala aku jadi berbeda. Aku pun takut membuat semua orang disekitarku kecewa. Aku ingin menjadi ideal untuk kalian. Aku ingin semua terjadi seperti seharusnya. Tapi, aku hanya tidak bisa. Ketika waktunya datang aku tidak bisa jadi yang seperti kalian mau. Aku pasti berubah, namun aku mohon, biarkan aku seperti ini sementara waktu, dan mungkin, kala waktunya tiba, aku bisa menunjukkan diriku seutuhnya. Apapun yang terjadi, jangan tinggalkan aku sendiri.


Komentar

Postingan Populer